tarif efektif rata-rata pph 21 dan contohnya

Pajak Penghasilan (PPh) 21 merupakan salah satu pajak yang paling umum dikenakan pada warga negara Indonesia. Pada tahun 2024, terdapat beberapa perubahan signifikan dalam aturan PPh 21 yang perlu diperhatikan oleh para pengusaha dan karyawan. Tulisan ini akan memberikan panduan mengenai PPh 21 terbaru tahun 2024, serta memberikan contoh skema perhitungannya.


Perubahan PPh 21 Tahun 2024

Sejak 1 Januari 2024, terjadi perubahan dalam penghitungan Pajak Penghasilan (PPh) bagi individu. Aturan baru ini diatur oleh Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 58 Tahun 2023 dan Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 168 Tahun 2023. Dalam perubahan tersebut, pemerintah menggunakan metode Tarif Efektif Rata-rata (TER) untuk PPh Pasal 21.


Penerapan metode TER mencakup tarif efektif bulanan dari Januari hingga November, dihitung dengan mengalikan penghasilan bruto bulanan dengan tarif efektif. Pada Desember atau masa pajak terakhir, perhitungan kembali normal, mengikutsertakan biaya jabatan/pensiun, iuran pensiun, dan sumbangan keagamaan wajib yang dibayar melalui pemberi kerja. Tujuannya adalah memperoleh nilai pajak neto setahun.


Baca juga: Cara Pemadanan NIK dan NPWP Online


Ringkasan Tarif Efektif PPh 21 2024 dan TER

Sejak penerapan Tarif Efektif Revaluasi (TER) PPh 21 pada 2024, perubahan signifikan terjadi dalam perhitungan pajak penghasilan. Sebelumnya, tarif pasal 17 digunakan, tetapi sejak TER berlaku, perhitungan pada Januari hingga November beralih menggunakan metode TER.


TER Bulanan

  • Kategori A, B, dan C tergantung pada status dan jumlah tanggungan.
  • Kategori A memiliki 44 lapisan tarif, mulai dari 0% hingga 34%.
  • Kategori B dan C mengikuti pola serupa dengan penyesuaian tarif berdasarkan penghasilan dan tanggungan.

TER Harian

  • Terdiri dari dua tarif, 0% untuk penghasilan harian di bawah Rp450 ribu, dan 0,5% untuk yang di atasnya hingga Rp2,5 juta.

Penting bagi wajib pajak untuk memahami dan menerapkan tarif efektif sesuai dengan kategori TER yang relevan dengan kondisi finansial dan status tanggungan. Dengan pemahaman ini, diharapkan para pembayar pajak dapat mematuhi aturan perpajakan dengan lebih efisien pada masa pajak Januari hingga November.


Baca juga: Aturan PPN 11% dan Cara Menghitungnya


Contoh Perhitungan PPh 21 dengan TER

Ari seorang karyawan di PT Tunas dengan gaji bulanan Rp8 juta dan membayar iuran pensiun Rp100 ribu. Status PTKP Tuan Ari adalah TK/0, sehingga termasuk dalam kategori TER A.


Pajak Januari – November

Penghasilan Bruto per Bulan x Tarif Efektif Bulanan = Rp8 Juta x 1,5% = Rp120 ribu per bulan.


Pajak Desember (menggunakan tarif pasal 17)

Penghasilan Bruto per Tahun = Rp8 Juta x 12 = Rp96 Juta.

Pengurangan (Biaya Jabatan + Iuran Pensiun) = Rp6 Juta.

PKP Ari = Rp90 Juta.

PPh 21 setahun = 5% x Rp36 Juta = Rp1,8 Juta.

Pajak Desember = Rp1,8 Juta – (Rp120 ribu x 11) = Rp48 ribu.


Dengan demikian, besaran PPh 21 yang dipotong perusahaan untuk Ari dapat dihitung dengan mudah berdasarkan skema TER sesuai masa pajak Januari hingga November dan tarif pasal 17 untuk Desember.


Baca juga: Perbedaan SPT Masa dan SPT Tahunan


Pemahaman yang baik mengenai PPh 21 terbaru tahun 2024 sangat penting untuk menghindari masalah perpajakan dan memastikan kepatuhan terhadap regulasi yang berlaku. Dengan penyesuaian tarif dan PTKP, perhitungan PPh 21 menjadi lebih kompleks, sehingga perlu dilakukan dengan teliti. Pengusaha dan karyawan disarankan untuk bekerja sama dengan profesional pajak guna memastikan kepatuhan dan mengoptimalkan manfaat pajak yang tersedia.